Tafsir Tarbawi
Tujuan Pendidikan
Oleh: Lilis Maryati
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Belajar
merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sehingga banyak orang
dari berbagai kalangan yang membicarakan tentang belajar. Hampir semua
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku manusia dibentuk, diubah dan berkembang
melalui proses belajar. Kegiatan belajar dapat berlangsung dimana saja, baik di
sekolah, di rumah di madrasah, di masyarakat, dan lain sebagainya. Maka dari
itu tidak mengherankan jika belajar merupakan hal yang wajib bagi setiap
manusia.
Islam merupakan
agama yang sangat mementingkan masalah pendidikan. Karena dengan pendidikan
yang benar dan berkualitas akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang
cerdas, berintelek, dan religius. Selain itu, pendidikan juga akan membentuk
masyarakat yang bermoral dan berakhlak mulia. Masyarakat yang tidak hanya
pandai dalam bidang teknologi, tetapi juga paham di bidang agama dan sosial.
Setiap orang
berhak untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan pasal 28C UUD 1945 yang
berbunyi “Setiap orang berhak
mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia.”[1]
Selain itu tujuan pendidikan juga tertuang dalam Bab XIII pasal 31 ayat
1,2,3,4,5, tentang Pendidikan dan Kebudayaan.
Begitu
pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, membuat penulis ingin menuangkan beberapa
pemahamannya tentang pendidikan, yaitu tentang tujuan pendidikan dan beberapa
ayat-ayat Al-Qur’an dan As-Sunnah mengenai tujuan dari pendidikan. Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk berbagi ilmu dan untuk menambah wawasan
tentang hakikat dan tujuan dari pendidikan tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
definisi dari pendidikan ?
2. Apakah
tujuan dari pendidikan ?
3. Bagaimanakah
tafsir dari dalil-dalil tentang tujuan pendidikan tersebut ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Definisi
Pendidikan
Definisi
pendidikan sering disebutkan dalam istilah tertentu. Dalam bahasa Inggris,
digunakan istilah education. Dalam
bahasa Arab pengertian pendidikan sering digunakan beberapa istilah, antara
lain al-ta’lim yang berarti
pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan,
dan keterampilan. Selain itu juga kata al-tarbiyah,
yang berarti mengasuh, mendidik, dan memelihara. Dan kata al-ta’dib yang berarti pendidikan, perbaikan, dan pendisiplinan.
Kata al-ta’dib didefinisikan dengan
proses pendidikan yang berorientasi pembentukan pribadi anak didik yang
beradab, taat hukum, menjunjung tinggi etika atau sopan santun.[2]
Pengertian lain
dari pendidikan yaitu, pendidikan adalah usaha yang bersifat mendidik,
membimbing, membina, mempengaruhi, dan mengarahkan dengan seperangkat ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, pendidika dapat dilakukan secara formal, maupun
informal. Pendidikan dapat dilakukan di keluarga, sekolah, lingkungan
masyarakat, maupun tempat-tempat lainnya.[3]
Dari beberapa
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses penyampaian
informasi atau pengetahuan, guna membentuk pribadi seseorang agar beradab, dan
berakhlak, yang dapat dilakukan dimana pun, baik di sekolah, keluarga,
masyarakat, maupun tempat-tempat lainnya.
2.
Tujuan
Pendidikan
Yang dimaksud
tujuan pendidikan adalah target yang ingi dicapai dari suatu proses pendidikan.
Tujuan pendidikan mecakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, yang meliputi pembinaan nalar, seperti kecerdasan,
kepandaian dan daya piker; aspek afektif,
yang meliputi pembinaan hati, seperti pengembangan rasa, kalbu dan rohani;
aspek psikomotorik, yaitu pembinaan
jasmani, seperti kesehatan badan dan keterampilan.[4]
Tujuan
pendidikan seperti yang telah dituangkan dalam pasal 31 UUD 1945 yaitu untuk
meingkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.[5]
Sedangkan tujuan pendidikan Nasional menurut undang-undang
No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan nasional pada pasal 3 yang
menyatakan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.[6]
Apabila
dikaitkan dengan pendidikan Islam yang bertujuan mencetak anak didik yang
beriman, wujud dari tujuan itu adalah akhlak anak didik. Pendidikan Islam
bertujuan membangun karakter anak didik yang kuat menghadapi berbagai cobaan
dalam kehidupan dan telaten, sabar, serta cerdas dalam memecahkan masalah yang
dihadapi.[7]
Tujuan
pendidikan menurut Quraish Syihab adalah membina manusia agar mampu menjalankan
fungsinya sebagai abd Allah dan
khalifahnya. Manusia yang memiliki unsur-unsur jasmani, akal dan jiwa.
Pembinaan akalnya akan menghasilkan ilmu, sedangkan pembinaan jasmaninya
menghasilkan keterampilan dan pembinaan jiwa menghasilkan akhlak (moral) yang
dilakukan secara integral. Dengan demikian, terciptalah manusia yang seimbang
antara ilmu, amal dan iman.[8]
Dari beberapa pendapat
tentang tujuan pendidikan, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan sangat
luas. Tidak hanya mencakup satu bagian saja. Tetapi harus mampu menyeimbangkan
antara jasmani dan akhlaknya. Sehingga pada akhirnya tujuan pendidikan tidak
hanya mencakup kecerdasan anak didik, tetapi juga moral dan akidahnya yang
semakin baik. Dengan demikian, pendidikan akan menghasilkan generasi yang
cerdas secara intelektual, tetapi juga akhlak yang bermoral dan peka terhadap
kondisi sosial masyarakat yang dihadapi saat ini. Pandai menempatkan diri,
pandai membawa diri, dan mudah beradaptasi, serta pandai memecahkan masalah
yang dihadapi.
3. Tafsir Ayat-ayat
tentang Tujuan Pendidikan
3.1. Al-Qur’an Surat Adz-dzariat ayat
56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ
إِلَّا لِيَعْبُدُون
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. al-Dzariyat [51] : 56)[9]
Lafadh/
kalimat
|
Arti/
terjemahan
|
خلقت
|
Telah menciptakan
|
الجن
|
Jin
|
الإنس
|
Manusia
|
ليعبدون
|
Untuk menyembah
|
Ayat tersebut diartikan
bahwa manusia diciptakan semata-mata untuk beribadat kepada Allah. Ibadah
memang sangat penting dalam ajaran Islam, tetapi kata لِيَعْبُدُون disini berarti beribadat, mengabdi atau menyembah ?
Sebenarnya Tuhan tidak berhajat untuk disembah atau dipuja manusia. Tuhan Maha
Sempurna dan tidak berhajat kepada apapun. Oleh karena itu kataيَعْبُدُون disini lebih tepat jika diberi arti lain
daripada beribadat, mengabdi, memuja, atau menyembah. Lebih tepat jika kata itu
diberi arti tunduk dan patuh, dan kataعْبُد memang mengandung arti tunduk dan patuh,
sehingga ayat itu menjadi: “Tidak Ku
ciptakan jin dan manusia kecuali untuk tunduk dan patuh kepada-Ku”[10]
Mengenai firman
Allah Ta’ala إِلَّا
لِيَعْبُدُون “melainkan
supaya mereka beribadah kepada-Ku.” Ali bin Abi Thalhah
meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas: artinya melainkan supaya mereka mau tunduk
beribadah kepada-Ku, baik secara suka rela maupun terpaksa. Sedangkan Ibnu
Juraij menyebutkan: “Yakni, supaya mereka mengenal-Ku.” Mengenai ayat tersebut,
Ar-Rabi’I bin Anas mengatakan: “Maksudnya tidak lain kecuali untuk beribadah.”[11]
Mengabdi dalam
terminologi Islam sering diartikan dengan beribadah. Ibadah bukan sekedar
ketaatan dan ketundukan, tetapi ia adalah satu bentuk ketundukan dan ketaatan
yang mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang
terhadap siapa yang kepadanya ia mengabdi. Ibadah juga merupakan dampak
keyakinan bahwa pengabdian itu tertuju kepada yang memiliki kekuasaan yang tidak terjangkau dan tidak terbatas. Ibadah dalam pandangan
ilmu Fiqh ada dua yaitu ibadah mahdloh dan ibadah ghoiru mahdloh.[12]
Segala
aktivitas pendidikan, belajar-mengajar dan sebagainya adalah termasuk dalam
kategori ibadah. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW :[13]
طلب العلم
فريضة على كل مسلم و مسلمة (رواه ابن عبد البر)
“Menuntut ilmu adalah fardlu bagi tiap-tiap orang-orang
Islam laki-laki dan perempuan”
(H.R Ibn Abdulbari)
من خرج فى
طلب العلم فهو فى سبيل الله حتى يرجع (رواه الترمذى)
“Barangsiapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia telah
termasuk golongan sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah) hingga ia
sampai pulang kembali”. (H.R.
Turmudzi).
Asbabun
Nuzul Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56
Ketika para malaikat mengetahui
bahwa Allah SWT akan menciptakan khalifah di muka bumi. Allah SWT menyampaikan
perintah-Nya kepada mereka secara terperinci. Dia memberitahukan bahwa Dia akan
menciptakan manusia dari tanah. Maka ketika Dia menyempurnakannya dan meniupkan
roh di dalamnya, para malaikat harus bersujud kepadanya. Yang harus dipahami
bahwa sujud tersebut adalah sujud penghormatan, bukan sujud ibadah, karena
sujud ibadah hanya diperuntukkan kepada Allah SWT.[14]
Pendidikan sebagai upaya perbaikan
yang meliputi keseluruhan hidup individu termasuk akal, hati dan rohani,
jasmani, akhlak, dan tingkah laku. Melalui pendidikan, setiap potensi yang di
anugerahkan oleh Allah SWT dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk
menjalankan fungsi sebagai khalifah di muka bumi. Sehingga pendidikan merupakan
suatu proses yang sangat penting tidak hanya dalam hal pengembangan
kecerdasannya, namun juga untuk membawa peserta didik pada tingkat manusiawi
dan peradaban, terutama pada zaman modern dengan berbagai kompleksitas yang
ada.
Dari pemaparan di atas, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah sangat penting, dan pendidikan juga
merupakan jalan untuk beribadah kepada Allah. Melalui pendidikan yang benar dan
terarah, manusia dapat memahami dan menyadari segala potensi yang ada dalam
dirinya. Sehingga dengan potensi yang dimilikinya, dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan
umat manusia, selain itu juga sebagai jalan untuk beribadah dan mendekatkan
diri kepada Rabb-nya.
3.2. Al-Qur’an Surat Al-Imran ayat 138-139
(138) لِلْمُتَّقِينَ وَمَوْعِظَةٌ وَهُدًى لِلنَّاسِ بَيَانٌ ا هَذَ
(139)مُؤْمِنِينَ كُنْتُمْ إِنْ الْأَعْلَوْن وَأَنْتُمُ تَحْزَنُوا وَلَا تَهِنُوا وَلَا
“(Al-Qur’an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan
petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Janganlah kamu
bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman.” (Q.S. Al-Imran [3] : 138-139)[15]
a.
Al-Imran ayat 138
Ini هَٰذَا
Penerangan بَيَانٌ
Bagi
manusia لِّلنَّاسِ
Dan
petunjuk وَهُدًى
Dan
pelajaran وَمَوْعِظَةٌ
Bagi
orang-orang yang bertakwa لِّلْمُتَّقِينَ
b.
Al-Imran 139
Dan jangan وَلَا
Kamu lemah تَهِنُوا۟
Dan jangan وَلَا
Kamu bersedih hati تَحْزَنُوا۟
Dan/padahal kamu وَأَنتُمُ
Lebih
tinggi ٱلْأَعْلَوْنَ
jika إِن
kamu adalah كُنتُم
orang-orang yang beriman مُّؤْمِنِينَ
Pada ayat di atas dalam surah Al-Imran ini mengandung
pesan-pesan yang sangat jelas, bahwa Al-Qur’an secara keseluruhan adalah
penerangan yang memberi keterangan dan menghilangkan kesangsian serta keraguan
bagi manusia, atau dengan kata lain ayat ini memberikan informasi tentang
keutamaan Al-Qur’an yang mengungkap adanya hukum-hukum yang mengatur kehidupan
masyarakat. Kitab tersebut berfungsi mengubah masyarakat dan mengeluarkan
anggotanya dari kegelapan menuju terang benderang dari kehidupan negative
menuju kehidupan positif. Al-Qur’an adalah penerangan bagi seluruh manusia,
petunjuk, serta peringatan bagi orang-orang bertaqwa. Pernyataan Allah ini
adalah penjelasan bagi manusia, juga mengandung makna bahwa Allah tidak
menjatuhkan sanksi sebelum manusia mengetahui sanksi tersebut. Dia tidak
menyiksa manusia secara mendadak, karena ini adalah petunjuk, lagi peringatan.
Pada ayat di atas menjelaskan tentang perang Uhud. Pada
perang uhud mereka tidak meraih kemenangan, bahkan menderita luka dan
pembunuhan, dan dalam perang badar mereka dengan gemilang meraih kemenangan dan
berhasil melawan dan membunuh sekian banyak lawan mereka. Maka, itu merupakan
bagian dari sunatullah. Namun demikian, apa yang mereka alami dalam perang uhud
tidak perlu menjadikan mereka putus asa. Karena itu, janganlah kamu melemah
menghadapi musuhmu dan musuh Allah, memperkuat jasmani dan jangan pula bersedih
akibat dari apa yang sudah terjadi dalam perang uhud, atau peristiwa lain yang
serupa, lebih menguatkan mental.
Kaitan ayat tersebut dengan tujuan pendidikan adalah:[16]
1. Mewujudkan bimbingan pada manusia
agar tidak binasa dengan hukum-hukum alam
2. Mewujudkan kebahagiaan pada
hamba-Nya
3. Menjadikan manusia yang intelek dan
mempunyai derajat yang tinggi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat kita
simpulkan bahwa tujuan pendidikan itu bukan hanya mencakup satu bagian saja,
tetapi juga harus mampu menyeimbangkan antara jasmani dan rohani. Selain itu,
tujuan pendidikan jika dikaitkan dengan Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56 di atas
adalah sebagai jalan untuk mengabdi pada Allah SWT. Karena, melalui pendidikan setiap potensi
yang dianugerahkan Allah SWT dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk
menjalankan fungsi sebagai khalifah di muka bumi.
Tujuan pendidikan jika dikaitkan
dengan Q.S. Ali-Imran ayat 138-139 tersebut, adalah sebagai bimbingan agar
manusia tidak binasa dengan kesusahan yang dialaminya. Dan bahwa Al-Qur’an
adalah penerangan bagi setiap manusia, petunjuk, dan serta peringatan bagi
orang-orang yang bertaqwa. Selain itu, dengan pendidikan dapat menjadikan
manusia yang intelek dan mempunyai derajat yang tinggi.
Demikian penafsiran ayat-ayat tentang
tujuan pendidikan. Dapat kita ketahui bahwa pendidikan tidak hanya membentuk
manusia yang cerdas secara dzohir, tetapi juga menciptakan manusia yang cerdas
ruhiahnya, berintelektual serta peka terhadap kondisi social. Pendidikan
karakter atau pendidikan agama sangat diperlukan, agar potensi yang dimiliki
dapat digali dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat mausia.
Daftar Pustaka
Muhammad,
bin ‘Abdullah, 2004, Tafsir Ibnu Katsir,
Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i
Saebani,
Beni Ahmad, 2008, Ilmu Pendidikan Islam
jilid I, Bandung: Pustaka Setia
Nasution,
Harun, 1985, Islam Ditinjau Dari Berbagai
Aspeknya jilid I, Jakarta: UI-Press
http//alquran-digital.com
http://mazguru.wordpress.com/2008/11/14/tafsir-ayat-ayat-tentang-tujuan-pendidikan/
diakses pada tanggal 24 September
2014
http://anwarstain-anwar.blogspot.com/2013/11/tujuan-pendidikan-dalam-surat-al-imran.html diakses
pada tanggal 23 september 2014
Mi’roji, Prinsip-prinsip
Pendidikan Menurut Al-Qur’an(skripsi), 2011 hal 12-14 dikutip dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4696/1/98564- RAHMAT%20HIDAYATULLAH-FITK.pdf diakses pada tanggal 25 September
[1]
UUD 1945, Sinduraya, hal 22
[2]
Mi’roji, Prinsip-prinsip Pendidikan
Menurut Al-Qur’an(skripsi), 2011 hal 12-14 dikutip dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4696/1/98564-RAHMAT%20HIDAYATULLAH-FITK.pdf diakses pada tanggal 25 September 2014
[3]
Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam
jilid I, Bandung: Pustaka Setia, 2008, hal 21-22
[4]
Mi’roji, Op. Cit, hal 20
[5]
UUD 1945, Sinduraya, hal 22
[6]
Dikiutip dari website http://anwarstain-anwar.blogspot.com/2013/11/tujuan-pendidikan-dalam-surat-al-imran.html,
diakses pada tanggal 23 september 2014
[7]
Beni Ahmad Saebani, Op. cit hal 146-147
[8]
Mi’roji, Op. cit, hal 23
[9]
Dikutip dari http//alquran-digital.com, hal 852
[10]
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari
Berbagai Aspekny Jilid I, Jakarta: UI-Press, 1985, hal 32-33
[11]
‘Abdulllah bin Muhammad, Tafsir Ibnu
Katsir, Jakarta: Pustaka Imam Syafi’I, 2004, hal 546
[12]
Dikutip dari website http://mazguru.wordpress.com/2008/11/14/tafsir-ayat-ayat-tentang-tujuan-pendidikan/
diakses pada tanggal 24 September 2014
[13]
Dikutip dari http://mazguru.wordpress.com/2008/11/14/tafsir-ayat-ayat-tentang-tujuan-pendidikan/
diakses pada tanggal 24 September 2014
[14]
Dikutip dari http://albarokahblog.blogspot.com/2013/01/tafsir-adz-dzariyyat-ayat-56.html
[15] Dikutip
dari http//alquran-digital.com, hal 94
[16]
Dikutip dari website
http://alquran-kita.blogspot.com/2013/04/tujuan-pendidikan-dalam-al-quran.html