Rabu, 07 Januari 2015

Tafsir Tarbawi



Tafsir Tarbawi
Tujuan Pendidikan
Oleh: Lilis Maryati
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Belajar merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sehingga banyak orang dari berbagai kalangan yang membicarakan tentang belajar. Hampir semua pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku manusia dibentuk, diubah dan berkembang melalui proses belajar. Kegiatan belajar dapat berlangsung dimana saja, baik di sekolah, di rumah di madrasah, di masyarakat, dan lain sebagainya. Maka dari itu tidak mengherankan jika belajar merupakan hal yang wajib bagi setiap manusia.
Islam merupakan agama yang sangat mementingkan masalah pendidikan. Karena dengan pendidikan yang benar dan berkualitas akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas, berintelek, dan religius. Selain itu, pendidikan juga akan membentuk masyarakat yang bermoral dan berakhlak mulia. Masyarakat yang tidak hanya pandai dalam bidang teknologi, tetapi juga paham di bidang agama dan sosial.
Setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan pasal 28C UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”[1] Selain itu tujuan pendidikan juga tertuang dalam Bab XIII pasal 31 ayat 1,2,3,4,5, tentang Pendidikan dan Kebudayaan.
Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, membuat penulis ingin menuangkan beberapa pemahamannya tentang pendidikan, yaitu tentang tujuan pendidikan dan beberapa ayat-ayat Al-Qur’an dan As-Sunnah mengenai tujuan dari pendidikan. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk berbagi ilmu dan untuk menambah wawasan tentang hakikat dan tujuan dari pendidikan tersebut.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi dari pendidikan ?
2.      Apakah tujuan dari pendidikan ?
3.      Bagaimanakah tafsir dari dalil-dalil tentang tujuan pendidikan tersebut ?

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Definisi Pendidikan
Definisi pendidikan sering disebutkan dalam istilah tertentu. Dalam bahasa Inggris, digunakan istilah education. Dalam bahasa Arab pengertian pendidikan sering digunakan beberapa istilah, antara lain al-ta’lim yang berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu juga kata al-tarbiyah, yang berarti mengasuh, mendidik, dan memelihara. Dan kata al-ta’dib yang berarti pendidikan, perbaikan, dan pendisiplinan. Kata al-ta’dib didefinisikan dengan proses pendidikan yang berorientasi pembentukan pribadi anak didik yang beradab, taat hukum, menjunjung tinggi etika atau sopan santun.[2]
Pengertian lain dari pendidikan yaitu, pendidikan adalah usaha yang bersifat mendidik, membimbing, membina, mempengaruhi, dan mengarahkan dengan seperangkat ilmu pengetahuan. Dengan demikian, pendidika dapat dilakukan secara formal, maupun informal. Pendidikan dapat dilakukan di keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat, maupun tempat-tempat lainnya.[3]
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses penyampaian informasi atau pengetahuan, guna membentuk pribadi seseorang agar beradab, dan berakhlak, yang dapat dilakukan dimana pun, baik di sekolah, keluarga, masyarakat, maupun tempat-tempat lainnya.


2.      Tujuan Pendidikan
Yang dimaksud tujuan pendidikan adalah target yang ingi dicapai dari suatu proses pendidikan. Tujuan pendidikan mecakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, yang meliputi pembinaan nalar, seperti kecerdasan, kepandaian dan daya piker; aspek afektif, yang meliputi pembinaan hati, seperti pengembangan rasa, kalbu dan rohani; aspek psikomotorik, yaitu pembinaan jasmani, seperti kesehatan badan dan keterampilan.[4]
Tujuan pendidikan seperti yang telah dituangkan dalam pasal 31 UUD 1945 yaitu untuk meingkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.[5]
Sedangkan tujuan pendidikan Nasional menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyatakan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[6]
Apabila dikaitkan dengan pendidikan Islam yang bertujuan mencetak anak didik yang beriman, wujud dari tujuan itu adalah akhlak anak didik. Pendidikan Islam bertujuan membangun karakter anak didik yang kuat menghadapi berbagai cobaan dalam kehidupan dan telaten, sabar, serta cerdas dalam memecahkan masalah yang dihadapi.[7]
Tujuan pendidikan menurut Quraish Syihab adalah membina manusia agar mampu menjalankan fungsinya sebagai abd Allah dan khalifahnya. Manusia yang memiliki unsur-unsur jasmani, akal dan jiwa. Pembinaan akalnya akan menghasilkan ilmu, sedangkan pembinaan jasmaninya menghasilkan keterampilan dan pembinaan jiwa menghasilkan akhlak (moral) yang dilakukan secara integral. Dengan demikian, terciptalah manusia yang seimbang antara ilmu, amal dan iman.[8]
Dari beberapa pendapat tentang tujuan pendidikan, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan sangat luas. Tidak hanya mencakup satu bagian saja. Tetapi harus mampu menyeimbangkan antara jasmani dan akhlaknya. Sehingga pada akhirnya tujuan pendidikan tidak hanya mencakup kecerdasan anak didik, tetapi juga moral dan akidahnya yang semakin baik. Dengan demikian, pendidikan akan menghasilkan generasi yang cerdas secara intelektual, tetapi juga akhlak yang bermoral dan peka terhadap kondisi sosial masyarakat yang dihadapi saat ini. Pandai menempatkan diri, pandai membawa diri, dan mudah beradaptasi, serta pandai memecahkan masalah yang dihadapi.

3.      Tafsir Ayat-ayat tentang Tujuan Pendidikan
3.1. Al-Qur’an Surat Adz-dzariat ayat 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. al-Dzariyat [51] : 56)[9]
Lafadh/ kalimat
Arti/ terjemahan
خلقت
Telah menciptakan
الجن
Jin
الإنس
Manusia
ليعبدون
Untuk menyembah

Ayat tersebut diartikan bahwa manusia diciptakan semata-mata untuk beribadat kepada Allah. Ibadah memang sangat penting dalam ajaran Islam, tetapi kata لِيَعْبُدُون disini berarti beribadat, mengabdi atau menyembah ? Sebenarnya Tuhan tidak berhajat untuk disembah atau dipuja manusia. Tuhan Maha Sempurna dan tidak berhajat kepada apapun. Oleh karena itu kataيَعْبُدُون disini lebih tepat jika diberi arti lain daripada beribadat, mengabdi, memuja, atau menyembah. Lebih tepat jika kata itu diberi arti tunduk dan patuh, dan kataعْبُد memang mengandung arti tunduk dan patuh, sehingga ayat itu menjadi: “Tidak Ku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk tunduk dan patuh kepada-Ku”[10]
Mengenai firman Allah Ta’ala إِلَّا لِيَعْبُدُون “melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas: artinya melainkan supaya mereka mau tunduk beribadah kepada-Ku, baik secara suka rela maupun terpaksa. Sedangkan Ibnu Juraij menyebutkan: “Yakni, supaya mereka mengenal-Ku.” Mengenai ayat tersebut, Ar-Rabi’I bin Anas mengatakan: “Maksudnya tidak lain kecuali untuk beribadah.”[11]
Mengabdi dalam terminologi Islam sering diartikan dengan beribadah. Ibadah bukan sekedar ketaatan dan ketundukan, tetapi ia adalah satu bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang terhadap siapa yang kepadanya ia mengabdi. Ibadah juga merupakan dampak keyakinan bahwa pengabdian itu tertuju kepada yang memiliki kekuasaan yang tidak terjangkau dan tidak terbatas. Ibadah dalam pandangan ilmu Fiqh ada dua yaitu ibadah mahdloh dan ibadah ghoiru mahdloh.[12]


Segala aktivitas pendidikan, belajar-mengajar dan sebagainya adalah termasuk dalam kategori ibadah. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW :[13]
طلب العلم فريضة على كل مسلم و مسلمة (رواه ابن عبد البر)
“Menuntut ilmu adalah fardlu bagi tiap-tiap orang-orang Islam laki-laki dan perempuan” (H.R Ibn Abdulbari)
من خرج فى طلب العلم فهو فى سبيل الله حتى يرجع (رواه الترمذى)
“Barangsiapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia telah termasuk golongan sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah) hingga ia sampai pulang kembali”. (H.R. Turmudzi).
Asbabun Nuzul Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56
Ketika para malaikat mengetahui bahwa Allah SWT akan menciptakan khalifah di muka bumi. Allah SWT menyampaikan perintah-Nya kepada mereka secara terperinci. Dia memberitahukan bahwa Dia akan menciptakan manusia dari tanah. Maka ketika Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh di dalamnya, para malaikat harus bersujud kepadanya. Yang harus dipahami bahwa sujud tersebut adalah sujud penghormatan, bukan sujud ibadah, karena sujud ibadah hanya diperuntukkan kepada Allah SWT.[14]
Pendidikan sebagai upaya perbaikan yang meliputi keseluruhan hidup individu termasuk akal, hati dan rohani, jasmani, akhlak, dan tingkah laku. Melalui pendidikan, setiap potensi yang di anugerahkan oleh Allah SWT dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk menjalankan fungsi sebagai khalifah di muka bumi. Sehingga pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting tidak hanya dalam hal pengembangan kecerdasannya, namun juga untuk membawa peserta didik pada tingkat manusiawi dan peradaban, terutama pada zaman modern dengan berbagai kompleksitas yang ada.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sangat penting, dan pendidikan juga merupakan jalan untuk beribadah kepada Allah. Melalui pendidikan yang benar dan terarah, manusia dapat memahami dan menyadari segala potensi yang ada dalam dirinya. Sehingga dengan potensi yang dimilikinya, dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusia, selain itu juga sebagai jalan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Rabb-nya.
3.2. Al-Qur’an Surat Al-Imran ayat 138-139
 (138)  لِلْمُتَّقِينَ وَمَوْعِظَةٌ وَهُدًى لِلنَّاسِ بَيَانٌ ا هَذَ
(139)مُؤْمِنِينَ كُنْتُمْ إِنْ الْأَعْلَوْن وَأَنْتُمُ تَحْزَنُوا وَلَا تَهِنُوا وَلَا
“(Al-Qur’an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al-Imran [3] : 138-139)[15]
a.       Al-Imran ayat 138
Ini                                                                                                        هَٰذَا
            Penerangan                                                                                          بَيَانٌ
            Bagi manusia                                                                                       لِّلنَّاسِ
            Dan petunjuk                                                                                      وَهُدًى
            Dan pelajaran                                                                                    وَمَوْعِظَةٌ
            Bagi orang-orang yang bertakwa                                                        لِّلْمُتَّقِينَ

b.      Al-Imran 139
Dan jangan                                                                                          وَلَا
Kamu lemah                                                                                        تَهِنُوا۟
            Dan jangan                                                                                          وَلَا
            Kamu bersedih hati                                                                             تَحْزَنُوا۟
            Dan/padahal kamu                                                                              وَأَنتُمُ
            Lebih tinggi                                                                                         ٱلْأَعْلَوْنَ
                    jika                                                                                                      إِن
                 kamu adalah                                                                                        كُنتُم
                    orang-orang yang beriman                                                                  مُّؤْمِنِينَ


Pada ayat di atas dalam surah Al-Imran ini mengandung pesan-pesan yang sangat jelas, bahwa Al-Qur’an secara keseluruhan adalah penerangan yang memberi keterangan dan menghilangkan kesangsian serta keraguan bagi manusia, atau dengan kata lain ayat ini memberikan informasi tentang keutamaan Al-Qur’an yang mengungkap adanya hukum-hukum yang mengatur kehidupan masyarakat. Kitab tersebut berfungsi mengubah masyarakat dan mengeluarkan anggotanya dari kegelapan menuju terang benderang dari kehidupan negative menuju kehidupan positif. Al-Qur’an adalah penerangan bagi seluruh manusia, petunjuk, serta peringatan bagi orang-orang bertaqwa. Pernyataan Allah ini adalah penjelasan bagi manusia, juga mengandung makna bahwa Allah tidak menjatuhkan sanksi sebelum manusia mengetahui sanksi tersebut. Dia tidak menyiksa manusia secara mendadak, karena ini adalah petunjuk, lagi peringatan.
Pada ayat di atas menjelaskan tentang perang Uhud. Pada perang uhud mereka tidak meraih kemenangan, bahkan menderita luka dan pembunuhan, dan dalam perang badar mereka dengan gemilang meraih kemenangan dan berhasil melawan dan membunuh sekian banyak lawan mereka. Maka, itu merupakan bagian dari sunatullah. Namun demikian, apa yang mereka alami dalam perang uhud tidak perlu menjadikan mereka putus asa. Karena itu, janganlah kamu melemah menghadapi musuhmu dan musuh Allah, memperkuat jasmani dan jangan pula bersedih akibat dari apa yang sudah terjadi dalam perang uhud, atau peristiwa lain yang serupa, lebih menguatkan mental.
Kaitan ayat tersebut dengan tujuan pendidikan adalah:[16]
1.      Mewujudkan bimbingan pada manusia agar tidak binasa dengan hukum-hukum alam
2.      Mewujudkan kebahagiaan pada hamba-Nya
3.      Menjadikan manusia yang intelek dan mempunyai derajat yang tinggi


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa tujuan pendidikan itu bukan hanya mencakup satu bagian saja, tetapi juga harus mampu menyeimbangkan antara jasmani dan rohani. Selain itu, tujuan pendidikan jika dikaitkan dengan Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56 di atas adalah sebagai jalan untuk mengabdi pada Allah SWT.  Karena, melalui pendidikan setiap potensi yang dianugerahkan Allah SWT dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan untuk menjalankan fungsi sebagai khalifah di muka bumi.
Tujuan pendidikan jika dikaitkan dengan Q.S. Ali-Imran ayat 138-139 tersebut, adalah sebagai bimbingan agar manusia tidak binasa dengan kesusahan yang dialaminya. Dan bahwa Al-Qur’an adalah penerangan bagi setiap manusia, petunjuk, dan serta peringatan bagi orang-orang yang bertaqwa. Selain itu, dengan pendidikan dapat menjadikan manusia yang intelek dan mempunyai derajat yang tinggi.
Demikian penafsiran ayat-ayat tentang tujuan pendidikan. Dapat kita ketahui bahwa pendidikan tidak hanya membentuk manusia yang cerdas secara dzohir, tetapi juga menciptakan manusia yang cerdas ruhiahnya, berintelektual serta peka terhadap kondisi social. Pendidikan karakter atau pendidikan agama sangat diperlukan, agar potensi yang dimiliki dapat digali dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat mausia.


Daftar Pustaka
Muhammad, bin ‘Abdullah, 2004, Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i
Saebani, Beni Ahmad, 2008, Ilmu Pendidikan Islam jilid I, Bandung: Pustaka Setia
Nasution, Harun, 1985, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya jilid I, Jakarta: UI-Press
http//alquran-digital.com
Mi’roji, Prinsip-prinsip Pendidikan Menurut Al-Qur’an(skripsi), 2011 hal 12-14 dikutip dari              http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4696/1/98564-     RAHMAT%20HIDAYATULLAH-FITK.pdf diakses pada tanggal 25 September        


[1] UUD 1945, Sinduraya, hal 22

[2] Mi’roji, Prinsip-prinsip Pendidikan Menurut Al-Qur’an(skripsi), 2011 hal 12-14 dikutip dari  http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4696/1/98564-RAHMAT%20HIDAYATULLAH-FITK.pdf diakses pada tanggal 25 September 2014
[3] Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam jilid I, Bandung: Pustaka Setia, 2008, hal 21-22
[4] Mi’roji, Op. Cit, hal 20
[5] UUD 1945, Sinduraya, hal 22
[6] Dikiutip dari website http://anwarstain-anwar.blogspot.com/2013/11/tujuan-pendidikan-dalam-surat-al-imran.html, diakses pada tanggal 23 september 2014
[7] Beni Ahmad Saebani, Op. cit hal 146-147
[8] Mi’roji, Op. cit, hal 23
[9] Dikutip dari http//alquran-digital.com, hal 852
[10] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspekny Jilid I, Jakarta: UI-Press, 1985, hal 32-33
[11] ‘Abdulllah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka Imam Syafi’I, 2004, hal 546
[12] Dikutip dari website http://mazguru.wordpress.com/2008/11/14/tafsir-ayat-ayat-tentang-tujuan-pendidikan/ diakses pada tanggal 24 September 2014
[14] Dikutip dari http://albarokahblog.blogspot.com/2013/01/tafsir-adz-dzariyyat-ayat-56.html
[15] Dikutip dari http//alquran-digital.com, hal 94
[16] Dikutip dari website http://alquran-kita.blogspot.com/2013/04/tujuan-pendidikan-dalam-al-quran.html