MANAJEMEN PESERTA DIDIK
Oleh: Lilis Maryati
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Islam adalah
agama yang selalu mengajarkan untuk rapi, benar, tertib dan teratur dalam
mengerjakan sesuatu. Segala prosesnya harus dilakukan dengan baik, dan tertib
tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Tujuan dan landasan dalam melakukan
sesuatu itu pun harus jelas agar kegiatan menjadi terarah dan mendapat ridhlo
dari Allah Azza wa Jalla. Hal ini merupakan prinsip utama dalam Islam. Sesuai
dengan prinsip tersebut, maka manajemen yang berarti mengatur, mengurus, atau
mengelola sesuatu agar terlaksana dengan baik, tepat dan tuntas merupakan hal
yang sudah di syariatkan dalam Islam.
Manajemen selain mengatur, juga merupakan kegiatan
untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan
memanfaatkan orang lain. Jadi, dalam manajemen terdapat aktivitas yang saling
berhubungan, baik dari fungsionalitasnya maupun tujuan yang ditargetkan.[1] Dengan
manajemen yang tepat dan terarah, tentu prestasi belajar dapat dimaksimalkan.
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain;
faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri
dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak
bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain
adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
Sehubungan dengan manajemen peserta didik tersebut
secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan. Kesamaan-kesamaan
itu dapat ditangkap dari kenyataan bahwa mereka sama-sama anak manusia. Oleh
karena itu, para peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan unsur kemanusiaan.
Fakta menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun, yang lebih manusiawi
dibandingkan dengan anak lainnya; dan tidak ada anak yang kurang manusia dibandingkan dengan anak yang lainnya. Adanya
kesamaan-kesamaan inilah yang melahirkan konsekuensi yang sama atas hak-hak
yang mereka punyai. Diantara hak-hak tersebut, yang tidak kalah pentingnya
adalah hak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu.[2]
Peserta didik adalah salah satu elemen yang
menunjang keberhasilan suatu manajemen pendidikan. Peserta didik atau siswa
adalah input dari suatu lembaga pendidikan. Sedangkan tolak ukur dari suatu
keberhasilan pendidikan dapat diukur atau dipandang dari output yang
dihasilkan. Output yang berkualitas tentu tidak hanya dinilai dari satu sisi
pendidikan, tetapi juga dari segi kepekaan social serta kecerdasan emosional
dan agamanya. Output yang baik, tentu dihasilkan melalui proses yang
berliku-liku, dan juga input yang berkualitas pula. Namun, input yang
berkualitas saja tidak cukup, apabila tidak dibarengi dengan proses pendidikan
yang bermutu. Jadi, dalam manajemen peserta didik tersebut ada kerjasama dan
keterkaitan prosesnya.
Berkaitan dengan hal di atas, keberhasilan dari
suatu pendidikan tidaklah hanya diukur dari kualitas inputnya saja. Banyak
sekolah yang inputnya baik dan berkualitas, outputnys justru malah biasa saja.
Input yang baik akan meghasilkan output yang baik pula, ketika dibarengi dengan
manajemen yang baik. Maka dari itu, penulis akan sedikit berbagi mengenai
manjemen peserta dididk dan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen peserta
didik.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian dari manajemen peserta didik ?
2. Apakah
tujuan dan fungsi dari manajemen peserta didik ?
3. Bagaimanakah
prinsip-prinsip manajemen peserta didik ?
4. Apa
sajakah ruang lingkup dari manajemen peserta didik ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Manajemen Peserta Didik
Manajemen Peserta Didik
merupakan penggabungan dari kata manajemen, dan peserta didik. Manajemen
sendiri diartikan bermacam-macam sesuai dengan sudut pandang para ahlinya.
Secara etimologis, kata
manajemen merupakan terjemahan dari kata management
(bahasa Inggris). Kata management sendiri
berasal dari kata manage atau magiare yang berarti melatih kuda dalam
melangkahkan kakinya. Dalam pengertian manajemen, terkandung dua kegiatan,
yakni kegiatan pikir (mind) dan
kegiatan tindak laku (action)
(Sahertian, 1298).[3]
Manajemen menurut istilah adalah proses mengoordinasikan aktivitas-aktivitas
kerja sehingga dapat selesai secara efisien dan efektif dengan dan melalui
orang lain (Robbin dan Coulter, 2007: 8).[4]
Dalam Encylopedia of the Social Science dikatakan
bahwa manajemen adalah proses pelaksanaan program untuk mencapai tujuan
tertentu yang diselenggarakan dan diawasi. Sedangkan G. R. Terry mengatakan
bahwa manajemen merupakan proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pegendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.[5]
Ramayulis (2008: 362)
menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini
merupakan derivasi dari kata dabbara
(mengatur) yang banyak terdapat dalam Al-Qur’an, seperti firman Allah dalam
Surat As-Sajdah ayat 5 berikut:[6]
Artinya: “Dia mengatur segala urusan dari langit ke
bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya
(lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”
Dari beberapa definisi
manajemen yang sudah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk mengatur, mengoordinasikan, aktivitas
kerja dengan cara memanfaatkan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Peserta didik, menurut
ketentuan umum Undang-Undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses
pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik
juga mempunyai sebutan-sebutan lain seperti murid, subjek didik, anak didik,
pembelajar, dn sebagainya.[7]
Peserta didik adalah
semua orang yang melibatkan diri dalam kegiatan pendidikan atau dilibtkan
secara langsung, yaitu semua masyarakat yang mengikuti pembelajaran di lembaga
pendidikan formal dan informal. Dengan demikian, ank-anak dalam keluarga tidak
termasuk peserta didik karena dalam pendidikan keluarga tidak ada proses
pembelajaran yang mengikuti jalur, jejang, dan jenis pendidikan tertentu
seperti yang dikemukakan di atas. Pendidikan dalam keluarga yang dilakukan oleh
kedua orang tua maupun anggota keuarga lainnya hanya merupakan pelaksanaan
tanggung jawab dan kewajiban pendidikan dalam keluarga.[8]
Menurut Suharsimi
Arikunto (1986:12) bahwa peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai
objek didik di suatu lembaga pendidikan. Jadi bisa diartikan bahwa peserta
didik adalah seseorang yang terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis
lembaga pendidikan tertentu, yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya
baik pada aspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran yang
diselenggarakan.[9]
Dari beberapa definisi
tentang peserta didik di atas dapat diambil kesimpulan bahwa peserta didik
adalah semua orang yang terlibat atau terdaftar dalam suatu lembaga pendidikan
formal, melalui jalur, jenjang dan pendidikan tertentu. Jadi, semua orang, baik
yang menempuh jenjang paud sampai perguruan tinggi disebut sebagai peserta
didik atau pelajar.
Manajemen Peserta didik
sendiri dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik, mulai
dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.
Sedangkan Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik adalah suatu
layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa
di kelas dan di luar kelas, seperti pengenalan, pendaftaran, layanan individu
seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang
di sekolah.[10]
Manajemen Peserta Didik
juga dapat diartikan sebagai suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan
dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan siswa,
pembinaan yang dilakukan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa
menyelesaikan pendidikannya di sekolah. Dengan kata lain manajemen kesiswaan
merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerjasama dalam bidang
kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah. Dengan
demikian Manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk kegiatan-kegiatan
pencatatan peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas lagi,
yang secara operasional dapat dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan.[11]
Dari beberapa definisi
tentang manajemen peserta didik tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
manajemen peserta didik adalah pengelolaan segala sesuatu yang berkaitan dengan
pesert didik, baik itu proses pembelajaran di dalam kelas maupun proses
pengembangan potensi peserta didik di luar kelas. Selin itu juga mengatur
kegiatan peserta didik, mulai dari peserta didik terdaftar dalam suatu lembaga
sekolah sampai ia lulus dari lembaga sekolah tersebut.
B.
Tujuan
dan Fungsi Manajemen Peserta Didik
Tujuan umum dari
manajemen peserta didik ialah mengatur segala kegiatan-kegiatan peserta didik
agar semua kegiatan-kegiatan tersebut dapat menunjang proses belajar mengajar
di sekolah. Sehingga proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar,
tertib, dan teratur serta dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan
sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.[12]
Tujuan khusus dari
manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:[13]
1. Meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan psikomotorik peserta didik.
2. Menyalurkan
dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
3. Menyalurkan
aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik
4. Dengan
terpenuhinya 1, 2, 3 di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik
dan tercapai cita-cita mereka.
Fungsi Manejemen Peseta didik secara umum adalah
sebagai wahana bagi peseta pendidik untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin
baik dari segi individualitasnya,sosialnya,aspirasinya,kebutuhan dan potensi
lainnya dari peserta didik. [14]
Secara khusus fungsi manajemen peserta didik adalah
sebagai berikut:[15]
1. Fungsi
yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik adalah agar
mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitas tanpa banyak
terhambat.Meliputi kemampuan kecerdasan,kemampuan bakat dan kemampuan lainnya.
2. Fungsi
yang berkenaan dengan pengembangan fungsi social peserta didik adalah agar
peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya,orang tua da
keluarganya,lingkungan social sekolahnya dan lingkungan sosial lingkungannya.
3. Fungsi
yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik adalah agar
peserta didik tersalur hobi,kesenangan dan minatnya. Karena hobi juga merupakan
penunjang terhadap pengembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
4. Fungsi
yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan kesejahteraan peserta didik adalah
agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan sangat penting karena
dengan demikian ia akan jugaa turut memikirkan kesejahteraan sebayanya.
C.
Prinsip-prinsip
Manajemen Peseta Didik
Manajemen kesiswaan
atau manajemen peserta didik berfungsi mengatur berbagai kegiatan dalam
bidang kesiswaan agar proses pembelajaran di sekolah berjalan dengan
tertib, teratur, dan lancar. Untuk mewujudkan tujuan tersebut terdapat sejumlah
prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:[16]
1. Manajemen
peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah. Oleh
karena itu,ia harus mempunyai tujuan yang sama dan mendukung terhadap tujun
manajemen secara keseluruhan.
2. Manajemen
peserta didik harus mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para
peserta didik. Segala bentuk kegiatan,baik itu ringan,berat,disukai atau tidak
disukai oleh peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan
bukan untuk yang lainnya.
3. Kegiatan
manajemen peserta didik harus diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang
mempunyai aneka ragam latar belakang dan memiliki banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan
yang ada pada peserta didik tidak diarahkan bagi munculnya konflik diantara
mereka melainkan justru mempersatukan dan saling memahami dan menghargai.
4. Kegiatan
mnajemen peserta didik harus dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbingan peserta didik.
5. Kegiatan
manajemen peserta didik harus mendorong dan memacu kemandirian peserta didik.
Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya
ketika disekolah,melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Ini
mengandung arti bahwa ketergantungan peserta didik haruslah sedikit demi
sedikit dihilangkan melalui kegiatan-kegiatan peserta didik .
Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang
selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen peserta didik harus fungsional bagi
kehidupan peserta didik baik di sekolah, lebih-lebih di masa depan.Selain prinsip-prinsip diatas,
seorang pendidik juga harus memperhatikan kebutuhan murid. Seorang pendidik
diharapkan dapat mendidik dan mengembangkan anak didiknya kearah potensi sesuai
yang telah diciptakan Allah swt pada diri mereka setaraf dengan kemampuan yang
dimiliknya.
Rasullullah
bersabda :[17]
٤٤٣ (الأخلاق:
مكارم صَالِحًا مَوْضِعًا وَيَضَعُهُ وَأَدَّبَهُ اسْمَهُ يُحْسِنَ أَنْ وَالِدِهِ عَلَى الْوَلَدِ حَقُّ
“Hak anak atas orang tuanya, hendaklah orang tuanya memberi nama yang baik kepadanya, dan mendidiknya dengan baik, dan menempatkannya (tempat tinggal) di tempat yang baik/shaleh
“Hak anak atas orang tuanya, hendaklah orang tuanya memberi nama yang baik kepadanya, dan mendidiknya dengan baik, dan menempatkannya (tempat tinggal) di tempat yang baik/shaleh
حَقُّ الْوَالِدِ عَلَى الْوَلَدِ أَنْ يُحْسِنَ اِسْمَهُ وَأَدَّبَهُ وَ أَنْ يُعَلِّمَهُ الْكِتَابَةَ وَالسِّبَاحَةَ وَالرِّمَايَةَ وَاَنْ لَا يَرْزُقَهُ اِلاَّ طَيِّبًا وَأَنْ يُزَوِّجَهُ اِذَا اَدْرَكَ (رواه الحاكم
“Kewajiban
orang tua terhadap anak adalah : membaguskan namanya dan akhlak/sopan santun,
mengajarkan tulis menulis, berenang, dan memanah, memberi makan dengan makanan
yang baik, menikahkannya bila telah cukup umur.”
D. Ruang Lingkup
Manajemen Peserta Didik
Secara umum manajemen kesiswaan atau manajemen
peserta didik sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan,
yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan
pembinaan disiplin.[18]
Secara rinci, ruang lingkup peserta didik adalah sebagai berikut:[19]
1.
Perencanaan
Peserta Didik
Langkah pertama yang
harus dilakukan dalam manajemen kesiswaan yaitu mengadakan perencanaan. Peserta
didik harus direncanakan, karena dengan adanya perencanaan segala sesuatunya
dapat dipikirkan dengan matang. Dengan demikian, masalah-masalah yang muncul akan
dapat ditangani sesegera mungkin.
2.
Penerimaan
Peserta Didik Baru
Penerimaan peserta
didik baru adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat
penting. Dalam penerimaan peserta didik baru
ini meliputi beberapa tahapan, yaitu (1) kebijaksanaan penerimaan
peserta didik, (2) system penerimaan peserta didik, (3) kriteria penerimaan
peserta didik baru, (4) prosedur penerimaan peserta didik baru, dan (5)
problema penerimaan peserta didik baru.
3.
Orientasi
Peserta Didik
Peserta didik yang
sudah melakukan daftar ulang, mereka kemudian akan memasuki masa orientasi
peserta didik di sekolah. orientasi ini dilakukan dari hari-hari pertama masuk
sekolah. Pada bagian ini secara berurutan terdiri dari (1) alasan dan batasan
orientasi peserta didik, (2) tujuan dan fungsi orientasi peserta didik, (3)
hari-hari pertama di sekolah, (4) pecan orientasi peserta didik.
4.
Mengatur
Kehadiran dan Ketidakhadiran Peserta Didik
Kehadiran
peserta didik di sekolah sangat penting, karena jika peserta didik tidak hadir
di sekolah, tentu aktivitas belajar mengajar di sekolah tidak dapat
dilaksanakan. Kehadiran peserta didik di sekolah adalah suatu kondisi yang
memungkinkan terjadinya interaksi belajar mengajar.
5.
Pengelompokan
Peserta Didik
Peserta
didik yang sudah melakukan daftar ulang, mereka perlu dikelompokkan atau
diklasifikasikan. Pengklasifikasian diperlukan bukan dimaksudkn untuk
mengotak-kotakkan peserta didik, tetapi justru dimaksudkan untuk membantu
keberhasilan mereka. Kegiatan yang termasuk dalam bagian ini yaitu (1) urgensi
pengelompokan, (2) wacana pengelompokan, (3) jenis-jenis pengelompokan, dan (4)
pengelompokan dan penjurusan.
6.
Mengatur
Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
Evaluasi
hasil belajar terhadap peserta didik sangat perlu dilakukan, agar diketahui
perkembangan mereka dari waktu ke waktu. Evaluasi hasil belajar peserta didik
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat menampilkan
performa sesuai yang diharapkan. Kegiatan yang termasuk dalam bagian ini yaitu,
(1) alasan perlunya evaluasi hasil belajar peserta didik, (2) batasan evaluasi
hasil belajar peserta didik, (4) teknik-teknik evaluasi hasil belajar peserta
didik, (5) kriteria-kriteria evaluasi hasil belajar peserta didik, (6) tindak
lanjut evaluasi hasil belajar peserta didik.
7.
Mengatur
Kenaikan Tingkat Peserta Didik
Kenaikan
kelas dapat diatur sesuai dengan kebijakan dari msing-masing sekolah. Dalam
kenaikan kelas sering terjadi masalah-masalah yang memerlukan penyelesaian
secara bijak. Masalah ini dapat diperkecil jika data-data tentang hasil
evaluasi siswa obyektif dan mendayagunakan fungsi. Juga para guru harus
berhati-hati dalam memberikan nilai hasil evaluasi belajar kepada siswa.
8.
Mengatur
Peserta Didik yang Mutasi dan Drop Out
Mutasi
dan drop out seringkali membawa
masalah di dunia pendidikan. Oleh karena itu, keduanya harus ditangani dengan
baik, agar tidak mengakibatkan keruwetan dan keribetan yang berlarut-larut,
sehingga pada akhirnya akan mengganggu aktivitas sekolah secara keseluruhan.
9.
Kode
Etik, Pengadilan, Hukuman dan Disiplin Peserta Didik
Pendidikan
disini didasarkan atas norma-norma tertentu bagi peserta didik. Norma-norma dan
aturan-aturan tersebut, mengharuskan peserta didik untuk mengikutinya. Selain
itu, para pendidik selayaknya juga menjadi contoh terdepan dalam dalam hal
pentaatan terhadap tradisi dan aturan yang dikembangkan di lembaga pendidikan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan manajemen peserta didik itu
adalah pengelolaan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan pesert didik,
baik itu proses pembelajaran di dalam kelas maupun proses pengembangan potensi
peserta didik di luar kelas. Selin itu manajemen peserta didik juga mengatur
kegiatan peserta didik, mulai dari peserta didik terdaftar dalam suatu lembaga
sekolah sampai ia lulus dari lembaga sekolah tersebut. Tujuan dan fungsi dari
manajemen peserta didik adalah untuk mengatur segala kegiatan-kegiatan agar
semua kegiatan tersebut dapat menunjang proses belajar mengajar di sekolah, dan
sebagai media atau wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya semaksimal mungkin.
Prinsip dari manajemen
peserta didik sejatinya adalah sesuatu yang harus menjadi pedoman dalam
melaksanakan tugas. Prinsip manajemen peserta didik mengandung arti bahwa dalam
rangka memanajemenkan peserta didik, semua prinsip-prinsip yang sudah
disebutkan di atas dapat dipegang dan menjadi pedoman. Ruang lingkup manajemen
peserta didik seperti yang sudah dikemukakan di atas sebenarnya meliputi
pengaturan aktivitass-aktivitas peserta didik sejak ia masuk terdaftar dalam
suatu lembaga pendidikan hingga ia lulus dari lembaga tersebut, baik yang
berkenaan dengan peserta didik secara langsung, maupun tidak langsung.
Demikian gambaran umum
tentang manajemen peserta didik. Meskipun saat ini banyak fenomena tenaga
pendidik atau tenaga kependidikan yang tidak begitu memahami kebutuhan siswa
(peserta didik), sehingga terjadi banyak kasus yang membuat aspek perkembangan
peserta didik terhambat bahkan cenderung merusak. Ini dikarenakan pengelolaan
peserta didik yang tidak mempunyai perencanaan maupun keahlian yang memadai.
Diharapkan dengan memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip manajemen peserta
didik tersebut dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam menangani peserta
didik baru, dapat dijadikan bekal oleh setiap pengelola lembaga pendidikam agar
dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik yang belajar di tempatnya.
Daftar
Pustaka
Basri, Hasan. Beni Ahmad Saebani. 2012. Ilmu Pendidikan Islam Jilid II. Bandung:
Pustaka Setia
Faturahman, Muhammad. Memahami Manajemen Kesiswaan dalam Lembaga
Pendidikan Islam dalam
website http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/07/memahami- manajemen-kesiswaan-dalam-lembaga-pendidikan-islam/ diakses pada
tanggal 09 Oktober 2014
Hamdani, Soleh. Manajemen Peserta Didik dalam website http://solehhamdani.wordpress.com/sosiologi/manajemen-peserta-didik/
diakses pada tanggal 16 Oktober
2014
Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Manajemen
Peserta Didik, dikutip dari website http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/BUKU%20manaj%20SISWA.pdf
diakses pada taggal 16 Oktober 2014
Saefullah. 2012. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia
Zatil, Aik. Manajemen Kesiswaan Lembaga Pendidikan Islam dalam website http://aikzatil.blogspot.com/2011/08/manajemen-kesiswaan-lembaga-pendidikan.html diaksses pada tanggal 09 Oktober 2014
[1] Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2012, hlm 4
[2]
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah,
Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm 2
[3]
Ibid, hlm 4
[4]
Saefullah, Op. Cit, hlm 2
[5]
Ibid, hlm 2-3
[6]
Ibid, hlm 1
[7]
Ali Imron, Op.Cit, hlm 5
[8]
Hasan Basri, Beni Ahmad
Saebani, Ilmu Pendidikan Islam Jilid II,
Bandung: Pustaka Setia, 2010 hlm 133
[9]
Manajemen Peserta Didik, dikutip dari
website http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/BUKU%20manaj%20SISWA.pdf
diakses pada taggal 16 Oktober 2014
[10]
Ali Imron, Op. Cit, hlm 6
[11]
Soleh Hamdani, Manajemen Peserta Didik
dalam website http://solehhamdani.wordpress.com/sosiologi/manajemen-peserta-didik/
diakses pada tanggal 16 Oktober 2014
[12]
Ali Imron, Op. Cit, hlm 12
[13]
Ibid, hlm 12
[14]
Ibid, hlm 12
[15]
Ibid, hlm 12-13
[16]
Ibid, hlm 13-14
[17]
Aik Zatil, Manajemen Kesiswaan Lembaga Pendidikan Islam
dalam website http://aikzatil.blogspot.com/2011/08/manajemen-kesiswaan-lembaga-pendidikan.html diaksses pada tanggal 09 Oktober
2014
[18]
Muhammad Faturahman, Memahami Manajemen Kesiswaan dalam Lembaga
Pendidikan Islam dalam website http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/07/memahami-manajemen-kesiswaan-dalam-lembaga-pendidikan-islam/ diakses pada tanggal 09 Oktober
2014
[19]
Ali Imron, Op.Cit, hlm 18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar